Rabu, 21 Oktober 2015

ANALISIS PIALA PRESIDEN 2015


Presiden Indonesia, Joko Widodo, mengapresiasi suksesnya gelaran turnamen ini. Puas dengan lancarnya Piala Presiden, Jokowi pun menjanjikan akan menggelar turnamen baru.

Jokowi berharap agar semua klub tetap bertahan meski Piala Presiden sudah selesai. Ia mengatakan akan ada turnamen susulan pada pertengahan November nanti.



"Akan ada kompetisi baru. Pertengahan November nanti akan ada kompetisi. Seluruh klub saya harap agar terus ada setelah Piala Presiden selesai karena sebentar lagi akan ada kompetisi," terang Jokowi usai pertandingan.

Jokowi menyerahkan langsung piala dan medali juara kepada Persib Bandung setelah pertandingan. Ia pun sudah menyatakan harapannya agar sepakbola bisa menjadi media untuk menyatukan Indonesia.
Analisis
Menurut saya piala presiden ini dapat mengembalikan antusiasme masyarakat terhadap pesepakbolaan indonesia, sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini pesepakbolaan indonesia tengah meredup akibat dibekukannya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) oleh FIFA (Federation of International Football Association). Adapun berbagai pihak merasakan dampak positif akibat dari diadakannya piala presiden ini, Bupati kabupaten bandung, Dadang Nasser misalnya menilai, hadirnya Piala Presiden ikut membangkitkan ekonomi menengah di wilayah stadion.

"Kami atas nama warga Kabupaten Bandung bangga dengan Piala Presiden. Ini benar-benar mengembalikan hiburan rakyat. Dampaknya sangat terasa oleh warga. Warga Bandung gembira," kata Dadang Naser di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (10/10/2015) malam.

Atas nama warga Kabupaten Bandung, ia mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara karena Stadion Si Jalak Harupat menjadi tuan rumah Piala Presiden. Ia pun berharap, hadirnya Piala Presiden dapat menjadi pemicu hadirnya turnamen dan kompetisi sepakbola kedepannya.

"Kita semua terhibur dengan adanya turnamen ini, tentunya paling penting, Piala Presiden harus bisa menjadi contoh liga-liga selanjutnya," ungkap Dadang.
Namun adapula dampak negatif dari diadakannya piala presiden itu sendiri seperti pada saat jelang final piala presiden antara PERSIB VS SRIWIJAYA yang diadakan di SUGBK (Stadiun Utama Gelora Bung Karno) Yang bertempat di Ibukota jakarta sehingga menyebabkan berntrokan antara dua supporter yaitu the jak dan bobotoh yang mengakibatkan jakarta menjadi siaga satu.

Demikian Analisis mengenai PIALA PRESIDEN 2015. saya berharap semoga setelah di bekukannya PSSI oleh FIFA kedua Pihak yang berseteru (FIFA dan MENPORA) saling duduk bersama membicarakan jalan keluar untuk persepakbolaan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar